Pura Luhur Poten atau Sanggar Agung Poten merupakan tempat peribadatan masyarakat suku Tengger di wilayah pegunungan Bromo yang beragama Hindu Dharma.
Pura Luhur Poten atau Sanggar Agung Poten mulai di bangun pada tahun 2000 dengan dana swadaya dari masyarakat suku Tengger di sekitar Gunung Bromo. Pura ini dibangun setelah masyarakat Tengger mengalami reformasi agama Hindu Dharma yang sebelumnya beragama Budha Tengger. Pura Luhur Poten dibangun di atas lahan yang disebut Sanggar Agung Poten. Poten berasal dari kata Empot-empoting ati yang artinya adalah hati yang terdalam.
Pura Luhur Poten terdiri dari beberapa bangunan yang ditata dalam suatu susunan komposisi di pekarangan yang dibagi menjadi tiga mandala/zone.
Mandala Utama yaitu tempat pelaksanaan pemujaan persembahyangan yang di dalamnya sebuah Padma (tempat pemujaan).
Mandala Madya (tengah) sebagai tempat persiapan dan pengiring upacara persembahyangan.
Mandala Nista (depan) yaitu tempat peralihan dari luar ke dalam pura.
Tiap mandala/zona memiliki bangunan candi bentar yang menjadi pintu masuk dengan arsitektur Jawa dan Bali. Pekarangan pura dibatasi oleh tembok penyengker dengan kreasinya sesuai dengan keindahan arsitekturnya. Bangunan pura pada umumnya menghadap ke barat, memasuki pura menuju ke arah timur demikian pula pemujaan dan persembahyangan menghadap ke arah timur ke arah terbitnya matahari.
Setiap tahun pada malam ke-14 Bulan Kasada (ke-12) menurut penanggalan tahun Saka Tengger, masyarakat Hindu Tengger mengadakan Upacara Yadnya Kasada di Pura Luhur Poten yaitu upacara kurban melabuh sesaji ke Kawah Gunung Bromo. Dengan membawa ongkek yang berisi sesaji dari berbagai hasil pertanian, ternak dan lain sebagainya kemudian dilemparkan ke kawah Gunung Bromo sebagai persembahan kepada Dewa Brahma yang dipercayai oleh umat Hindu Tengger bersemayam di Gunung Bromo.
Upacara Yadnya Kasada ini diadakan oleh umat Hindu Tengger adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Hyang Widi Yasa / Tuhan Yang Maha Esa atas rejeki serta keberkahan dan kemakmuran yang di berikan kepada mereka serta memohon keselamatan dan perlindungan dari musibah dan bencana alam. Upacara ini tidak hanya diikuti oleh umat Hindu Tengger yang ada di sekitar Gunung Bromo saja akan tetapi dari wilayah Pulau Jawa, Bali dan Lombok bahkan dari penjuru Nusantara.
Puncak kunjungan wisatawan ke Pura Luhur Poten Bromo terjadi pada saat diadakannya Upacara Yadnya Kasada, bagi wisatawan yang ingin menyaksikan kemeriahan dan kesakralan jalannya upacara tersebut, Anda harus merencanakannya jauh-jauh hari, karena fasilitas dan akomodasi untuk ke Bromo sudah full booked jika anda sampai terlambat.
Jika anda liburan ke Bromo pada hari biasa dan ingin berkunjung ke Pura Luhur Poten hanya boleh melihat-lihat dari luar Pura, tidak diperbolehkan masuk ke dalam pura karena diperuntukan hanya bagi umat Hindu Tengger yang ingin sembahyang di pura tersebut. Pada hari biasa pura di kunci dan hanya di jaga oleh petugas pura, wisatawan hanya diperbolehkan mengambil gambar atau foto dan berfoto dengan latar belakang pura saja.
Untuk menuju ke Pura Luhur Poten anda bisa berjalan kaki dari area parkir mobil melintasi lautan pasir atau naik kuda. Jangan lupa untuk pakai masker dan kacamata yang berguna untuk menghindari butiran pasir yang terbawa oleh hembusan angin yang mungkin akan menerpa anda, memakai topi, payung bila perlu dan sunblock untuk menjaga kulit anda dari sengatan sinar matahari serta air putih dan tidak kalah penting memakai sepatu.
Pura Luhur Poten Bromo
4.9 (99.85%)
2313 votes
COMMENTS